SuaraSurakarta.id - Bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit di Sragen sudah penuh.
Dilansir dari Solopos.com, berdasar laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Jumat (25/6/2021) sore, dari total 27 tempat tidur di ruang ICU, sebanyak 24 tempat tidur (88,88%) sudah terpakai. Sementara dari 222 tempat tidur di ruang isolasi, terpakai 100%.
Menanggapi hal itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, meminta dua RSUD dan tujuh rumah sakit swasta menambah tempat tidur untuk pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Sekarang kami berupaya agar RS bisa menampung pasien lagi, apabila mereka membutuhkan rawat inap. Tapi tidak semudah itu. Semua butuh waktu. Baik RS negeri atau swasta kami minta menambah kapasitas tempat tidur. Dalam sepekan ke depan, Insya Allah tambahan tempat tidur itu sudah terpenuhi,” jelas Bupati, Sabtu (26/6/2021).
Di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Bupati meminta bangunan gedung baru yang berlokasi di sisi timur bisa dipakai untuk ruang rawat inap pasien positif Covid-19 dengan kapasitas 100 tempat tidur.
Sementara di RSUD dr. Soeratno akan menambah 22 tempat tidur baru untuk merawat pasien Covid-19. Terdapat tujuh RS swasta yang sudah ditunjuk menjadi RS rujukan melalui SK Bupati. Mereka adalah RS Amal Sehat, RS Sarila Husada, RS Mardi Lestari, RS Rizki Amalia, RS Yakssi, RS PKU Muhammadiyah, dan RS Assalam.
Beberapa RS swasta tidak bisa menjadi RS rujukan pasien Covid-19 karena tidak memiliki tenaga dokter spesialis paru.
“RS Amal Sehat nanti akan tambah 16 tempat tidur. RS Yakssi ada tambahan empat tempat tidur. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan,” jelas Bupati.
Dengan adanya tambahan tempat tidur itu, kata Bupati, otomatis memerlukan tambahan pasokan oksigen (O2). Dia mengakui tingkat kebutuhan O2 cukup besar meski stoknya terbatas.
Baca Juga: Menkes Minta IGD Jadi Ruang Isolasi, Layanan Pasien Dipindah ke Tenda Darurat
Terkait hal itu, Bupati mendesak Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo serta pemerintah pusat untuk memberi solusi terkait keterbatasan stok oksigen.
“Sebetulnya sudah ada distributor O2, masing-masing mengkaver beberapa RS. Tapi karena kebutuhan sangat tinggi, beberapa kali pasokannya rendet [tidak lancar]. Perlu ada tambahan O2 biar tenaga kesehatan yang di lapangan tidak waswas,” papar Bupati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
PB XIV Mangkubumi Akui Belum Pikirkan Jumenengan, Masih Masa Berkabung, Fokus 40 Hari
-
Blak-blakan Soal Bebadan Baru Keraton Solo, PB XIV Purboyo: Tiap Generasi Punya Waktunya
-
Misteri SK Ketua PDIP Jateng: FX Rudy Definitif Gantikan Bambang Pacul? Teguh Prakosa Buka Suara
-
Warga Solo Merapat! 4 Link DANA Kaget Jumat Berkah, Berpeluang Cuan Rp199 Ribu!
-
Apa Itu Lembaga Hukum Raja? Fondasi Baru PB XIV Jaga Stabilitas Keraton Solo