Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 13 Juni 2021 | 14:02 WIB
Raffi Ahmad hadir dalam sosialisasi Inpres nomor 3 tahun 2019 di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Sabtu (12/6/2021). [Suara.com/dok]

SuaraSurakarta.id - Artis sekaligus pemilik Rans Cilegon FC menyebut kolaborasi sepak bola dengan sportainment memiliki peluang besar untuk semakin berkembang.

Hal tersebut diungkapkan Raffi dalam sosialisasi Inpres nomor 3 tahun 2019 di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Sabtu (12/6/2021). Acara itu juga diikuti pelaku sepak bola di Jateng dan DIY.

Dia memaparkan, dari sisi sportainment, Indonesia memiliki potensi besar apalagi secara digital memiliki pengguna sosial media lima besar dunia.

Ia mengibaratkan, bagaimana Spanyol dengan luas negara hanya seperti Jawa Barat saja bisa memiliki klub-klub yang sukses secara prestasi maupun bisnis.

Baca Juga: Setibanya di Tanah Air, Skuad Timnas Indonesia Langsung Dievaluasi

“Saya bilang dengan Waketum (Iwan Budianto), kami coba kolaborasi olahraga dengan entertain. Indonesia pengguna sosial media salah satu tertinggi di dunia, lima besar dunia. Kalau kita sinergi, kolaborasi pasti bisa,” kata Raffi kepada awak media.

Raffi mengaku beberapa bulan menghandle Rans Cilegon FC, ia berhasil meraih pemasukan cukup banyak dari laga ujicoba yang disiarkan langaung melalui jejaring streaming. Ia menggabungkan sport dengan entertainment yakni konten horor bekerjasama dengan Jurnal Risa.

“Kami kemarin kolaborasi dunia digital Arema vs Rans. Kita jual tiket Rp 20 ribu dan saya buat. Ujicoba dimatch dengan uji nyali, pemain Arema dan Rans melakukan penelusuran horor. Habit horor terbentuk dan membuat penonton bola mau beli tiket. Kita bundling Rp 30 ribu dan yang beli ternyata ada 40 ribu. Kita dapat revenue Rp 800 juta lebih plus ada sponsor juga,” tegasnya.

Raffi menilai, apa yang dilakukannya bisa diadopsi oleh asosiasi setara kabupaten/kota dan provinsi. Segmentasi anak muda dengan generasi melek digital membuat gerakan digitalisasi sepakbola nusantara bisa leluasa dilaksanakan untuk menunjang prestasi.

“Liga 3 atau Liga Pelajar ini sangat mungkin, mereka suruh menggaungkan apalagi dari Asprov misalnya ada artis atau influencer dari Jogja minta untuk suport dan saya mau akan membantu. Kemarin Atta Halilintar dan Mas Gilang (presiden Arema) saya ajak juga. Intinya kita kolaborasikan sport entertain dan digitalnya,” tambahnya lagi.

Baca Juga: Bahas Inpres Nomor Tahun 3 2019 di Yogyakarta, Pembinaan Usia Muda Jadi Fokus Utama

Sementara, Waketum PSSI, Iwan Budianto meminta stakeholder sepakbola di daerah untuk membuka lebar hati dan pikiran untuk melihat digitalisasi sebagai hal positif. Menurut dia, saat ini memang sudah seharusnya anak-anak muda yang berinisiatif dan membuat program untuk membantu memajukan sepakbola Indonesia, seturut perkembangan jaman.

“Kita tidak bisa memaksakan menjalankan organisasi sepakbola dengan pengalaman puluhan tahun ke belakang. Eranya berbeda dengan digitalisasi yang harus kita ikuti. Harapannya bisa tercipta kolaborasi digital hingga level Askot/Askab sehingga sepakbola kita bisa maju utamanya secara prestasi dan industri,” tandas Iwan.

Load More