Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 13 Juni 2021 | 13:04 WIB
Sejumlah pengunjung saat melihat dan memotret salah satu satwa di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Karena dianggap berhasil melakukan mengembangbiakan satwa, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo akan melepas liarkan satwa. Ada beberapa spesies yang akan dilepas liarkan, yakni Orang Utan, Owa dan Lutung Jawa.

"Nanti akan ada pelepasliaran satwa. Lembaga konservasi itu dianggap berhasil kalau bisa melepasliarkan salah satu atau salah dua spesies yang berhasil dikembangbiakkan," terang Direktur TSTJ Solo, Bimo Wahyu Santosa, Minggu (13/6/2021).

Bimo menjelaskan, jika TSTJ telah berhasil mengembangbiakan Orang Utan. Orang Utan yang bernama Justin (7) akan dilepasliarkan ke Kalimantan, TSTJ juga berhasil mengembangbiakkan Owa dan nanti akan dilepasliarkan ke Bogor.

"Kita juga berhasil mengembangbiakkan Lutung Jawa dan juga akan dilepasliarkan. Semuanya itu lahir di kebun binatang Solo," kata dia.

Baca Juga: Lindungi Satwa Liar, BKSDA Sumbar Desak Pemkab Agam Lahirkan Perda

Menurutnya, spesies tersebut sudah saatnya kawin dan tidak boleh dikawini oleh bapak atau ibunya. Maka otomatis harus dilepasliarkan agar bisa berkembang dan biar tidak kawin sedarah.

"Mereka sudah saatnya kawin dan pelepasliaran ini supaya tidak terjadi kawin sedarah," ungkapnya. 

Bimo menjelaskan, jika tugas pokok lembaga konservasi bisa mengembangbiakkan. Setelah itu baru membicarakan edukasi dan rekreasi. 

"Jadi TSTJ dianggap berhasil kalau seperti itu. Sebenarnya itu tujuan TSTJ," sambung dia.

Pelepasliaran ini, lanjut dia, baru kali dilakukan TSTJ. Untuk total satwa di TSTJ saat ini ada sekitar 410 satwa dengan berbagai spesies.

Baca Juga: Warga KKU Resah Banyak Pohon Kelapa Rusak, Ternyata Ini Pelakunya

"Pelepasliaran satwa ini rencana akan dilakukan bulan Juli nanti," imbuh dia. 

Rencananya TSTJ akan bekerja sama dengan BKSDA Jateng dan Kementerian Lingkungan Hidup program bapak asuh. Program bapak asuh ini merupakan modifikasi program sebelumnya yaitu adopsi satwa. 

Dalam bapak asuh nanti akan lebih spesifik lagi. Misalnya Gajah ada dua ekor, nanti ada satu perusahaan yang akan mengadopsi makanan satu ekor Gajah selama satu tahun sebesar Rp50 juta. 

Kemudian misal Harimau ada dua ekor dan diadopsi satu ekor oleh perusahaan lain untuk satu tahun juga.

"Rusa kita ajukan juga bapak atau ibu orang tua asuh. Kandidatnya sudah ada, nanti pada hari H-nya akan kita sebutkan," papar dia. 

Kontributor : Ari Welianto

Load More