SuaraSurakarta.id - Kasus Covid-19 di Soloraya khususnya Kota Solo kembali ada peningkatan meski sempat mengalami penurunan.
Ini terlihat dari jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit, sempat lama sepi dan beberapa rumah sakit menutup bangsal Covid-19. Namun, kini mereka kembali menerima pasien Covid-19.
"Solo mulai naik juga, Soloraya mulai naik juga. Yang jelas jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit pun juga terasa, sudah sempat agak lama sepi, beberapa rumah sakit sudah menutup bangsal Covid-19 sekarang ini kita persiapan untuk buka lagi karena memang tanda-tandanya sudah mulai muncul tambahan kasus lagi ," terang Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 RS UNS, dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp. PK, Ph.D saat ditemui di Aula Gedung Dakwah Balai Muhammadiyah, Solo, Minggu (25/4/2021).
Tonang menegaskan, kasus Covid-19 sudah turun banyak dan sudah agak lama tidak ada kasus baru tapi ini mulai muncul lagi. Hal bisa disebabkan merasa vaksinasi yang banyak orang menganggap setelah di vaksin bisa bebas.
"Orang sering bertanya, kalau sudah vaksinasi kenapa tidak boleh seenaknya. Yang berhasil bukan vaksinnya, namun vaksinasinya harus berhasil. Salah satu bentuknya adalah cakupannya harus terpenuhi dulu, kalau cakupannya belum banyak maka kita belum bisa mengatakan bebas karena vaksinnya belum banyak," papar Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS ini.
Lanjut dia, kalau vaksinnya sudah cukup dan cakupannya sudah cukup banyak, kasus sudah terkendali betul maka baru bisa melonggarkan. Pengalaman di Chile, India, atau Thailand adalah karena pelonggaran yang tergesa-gesa akhirnya menjadikan kasusnya melonjak lagi.
"Kita semoga tidak seburuk itu, tapi minimal kita sadar ada sesuatu yang harus diperbaiki. Jangan sembrono, jangan anggap sudah beres dan aman semua," ujar dia.
Di RS UNS juga merasakan kenaikan juga, alirannya mulai terasa lagi naik. Ia tidak tahu itu dari klaster apa, karena tidak tahu persis hasil penelusuran dari Dinas Kesehatan (Dinkes).
"Kalau di Solo mungkin susah mengatakan klaster apa, karena tidak cukup banyak kegiatan menonjol," sambungnya.
Baca Juga: Darurat Covid-19 di India, Indonesia Perlu Tutup Pintu Masuk
Menurutnya, sudah diperkirakan sejak awal jika pandemi itu tidak langsung turun pasti, ada naik turun, naik turun.
"Semoga saja ini naiknya ga tinggi yang kita harapkan. Seperti di India Chili Thailand kan terasa betul tinggi naiknya. Semoga kita ga sampai seperti itu," jelas Tonang.
Adanya vaksin bagi masyarakat sangat perlu, bukti nyata di Chili kasus meningkat tapi kebutuhan ICU turun. Artinya orang yang kena lagi terutama yang divaksin itu lebih ringan gejalanya, sehingga tidak masuk ICU.
Hampir 40 persen divaksin terutama lansia, tapi yang banyak masuk ICU justru bukan lansia tapi yang muda. Yang tua ini walaupun kena lagi masuk rumah sakit tidak sampai ICU.
"Itu bukti nyata di Chili dan vaksin sangat perlu. Kalau di RS UNS, kita ga punya data lengkap apakah orang sudah vaksin atau belum. Tapi adanya orang yang divaksin dan kena lagi yang timbul gejala di berat itu ada dua hal, satu karena virusnya yang masuk banyak sekali atau virusnya mutasi. Kalau kena lagi kita sudah divaksin maka gejalanya akan ringan atau tanpa gejala," ungkap dia.
Untuk kapasitas RS UNS sempat punya 80 bed, terus sempat ditutup untuk pasien covid dan disiapkan buat pasien biasa. Namun, dalam 24 jam begitu ada lonjakan langsung jadi bangsal Covid-19 lagi siap.
Berita Terkait
Terpopuler
- Link Download SKB 3 Menteri Libur 18 Agustus 2025 PDF, Cek Jadwal Libur Nasional Terbaru
- Setelah BYD Atto 1 Datang, Berapa Harga Wuling Binguo Sekarang?
- Kenapa Disebut 9 Naga? Tragedi Tewasnya Joel Tanos Cucu '9 Naga Sulut' Jadi Sorotan
- DKI Jakarta Krisis Anggaran, Pemerintah Ajak Warga Ikut Bangun Kota
- Krisjiana Saksi Ibu Reza Gladys Alami Gangguan Jiwa: Sampai Telanjang ke Luar Rumah
Pilihan
-
"Mamak Tunggu di Rumah, Diva" Pilu Ibu Menanti Paskibra Madina yang Tak Pernah Kembali
-
Tanggal 18 Agustus 2025 Perdagangan Saham Libur? Ini Kata BEI
-
Jumlah Harta Kekayaan Amalia Adininggar Widyasanti Bertambah Banyak saat Jadi Pejabat BPS
-
Data BPS Diragukan, CELIOS Kirim Surat Investigasi ke PBB, Ada Indikasi 'Permainan Angka'?
-
Eks Tentara Israel (IDF) Jalankan Bisnis Properti di Bali, Kok Bisa Lolos Imigrasi?
Terkini
-
Bikin Geregetan, Ini Momen Lomba Tarik Mobil Derek di Solo
-
School Creative Hub 2025: Gojek dan Gen Z Gaungkan Kreativitas, Gaya Hidup Non-Tunai
-
Cegah Beras Ilegal, Polres Sukoharjo Gencarkan Pengawasan Pasar
-
Bawa Bendera One Piece, Aksi Kamisan di Solo Soroti Kebebasan Berekspresi
-
Tak Memanas Seperti Pati, Gibran Naikkan PBB di Solo hampir 400 Persen