Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 25 Maret 2021 | 12:16 WIB
Gibran Rakabuming Raka ternyata belum menempati Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung. [Suara.com/Ari Welianto]

Lanjut dia, ada beberapa barang yang sudah dibawa ke sini. Tapi tidak tahu apakah mau ditempati atau tidak.

Meski tidak ditempati untuk tinggal, perawatan rutin dilakukan setiap hari, menyapu atau membersihkan halaman. Karena masih dipakai untuk rapat-rapat atau menjamu tamu.

"Tidak tahu mau ditempati untuk tinggal ada tidak. Beberapa barang sudah ada yang dibawa ke sini," sambungnya.

Seperti diketahui, Loji Gandrung adalah bangunan yang memiliki perpaduan Eropa dan Jawa. Awalnya Loji Gandrung merupakan rumah tinggal milik Johannes Augustinus Dezentje (1897-1839) yang dibangun
pada 1830.

Baca Juga: Mega Proyek Gibran Rel Layang Dimulai Pertengahan Tahun, Prioritas Pusat?

Johannes Augustinus Dezentje merupakan merupakan seorang pioner perkebunan Belanda pertama di wilayah Surakarya dan dikenal sebagai tuan tanah di Ampel, Boyolali (de legendarisch solose planter en landheer van Ampel).

Dulu Loji Gandrung sering dipakai untuk pesta dan dansa oleh orang-orang Eropa atau Jawa yang berada disekitarnya. Orang-orang menyebutnya sebagai gandrungan.

Kata gandrungan berasal dari bahasa Jawa yang memiliki kata dasar gandrung. Artinya menyenangkan atau bisa juga tergila-gila karena asmara.

Ketika masa pendudukan Jepang atas Solo, Loji Gandrung sempat menjadi markas bagi pimpinan pasukan tentara Jepang.

Loji Gandrung juga pernah dipakai oleh Jenderal Gatot Subroto untuk menyusun strategi militer buat menghadapi agresi militer Belanda dam sekutu.

Baca Juga: Bermodal Ini, Gibran Yakin Solo Lahirkan Atlet Mumpuni

Sehingga di depan Loji Gandrung, dibangun patung Gatot Subroto menghadap utara atau Jalan Slamet Riyadi.

Load More