SuaraSurakarta.id - Terpenuhinya kebutuhan suplemen vitamin D oleh seseorang diketahui memiliki peluang lebih besar untuk melawan Covid-19.
Fakta itu ditunjukkan sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism Endocrine Society.
Dilansir AyoSemarang.com--jaringan Suara.com, pasien dengan kadar vitamin D rendah yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, memiliki risiko kematian yang lebih rendah ketika mereka menerima suplementasi vitamin D setidaknya 1.000 unit setiap minggu.
Demikian menurut sebuah penelitian yang dipresentasikan secara virtual pada pertemuan tahunan Endocrine Society.
“Kekurangan vitamin D sangat umum terjadi di dunia dan di Amerika Serikat, kami yakin bahwa penelitian ini sangat relevan saat ini,” kata rekan penulis Sweta Chekuri, MD, dari Montefiore Health System dan Albert Einstein College of Medicine di Bronx, New York, seperti dilansir dari Healthshots.
Penelitian telah menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapat mencegah peradangan pada penyakit pernapasan lainnya, tetapi ada penelitian terbatas yang meneliti peran suplementasi vitamin D dalam Covid-19.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah suplemen vitamin D sebelum dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 menghasilkan penyakit Covid-19 yang tidak terlalu parah pada pasien dengan tingkat vitamin D yang rendah.
Para peneliti mempelajari 124 pasien dewasa dengan vitamin D rendah yang diukur hingga 90 hari sebelum mereka dirawat karena Covid-19.
Mereka membandingkan pasien yang diberi suplemen setidaknya 1.000 unit vitamin D setiap minggu dengan mereka yang tidak menerima suplemen vitamin D, dalam hal apakah mereka akan mendapatkan perawatan dengan ventilator atau meninggal saat dirawat.
Mereka menemukan bahwa pasien yang diberi suplemen lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan perawatan dengan ventilator atau meninggal, meskipun temuan tersebut tidak signifikan secara statistik (37,5 persen pasien yang tidak diberi suplemen vs. 33,3 persen dari mereka yang diberi suplemen).
Baca Juga: WHO: Kesenjangan Pengobatan Pasien TB Paling Besar Terjadi di Indonesia
"Meskipun kami tidak dapat menunjukkan hubungan yang pasti dengan Covid-19 yang parah, jelas bahwa pasien dengan vitamin D rendah harus menerima suplementasi tidak hanya untuk kesehatan tulang, tetapi juga untuk perlindungan yang lebih kuat terhadap Covid-19 yang parah," kata rekan penulis Corinne Levitus, DO, dari Montefiore Health System dan Albert Einstein College of Medicine.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Anak Muda Solo Raya Dukung Kejaksaan, Korupsi Sudah Menggila Kerugian Negara Triliunan
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Polsek Baki Bongkar Laporan Palsu Kasus Begal Akibat Pinjaman Online
-
Dosen Undip: Pucuk Pimpinan PPP Harus Kembali ke Santri