SuaraSurakarta.id - Kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono di Situbondo, Selasa (16/3/2021) diwarnai insiden pengusiran wartawan.
Bahkan salah seorang wartawan didorong oleh oknum pengawal pribadi (walpri) menteri KKP saat meliput kunjungan budidaya udang di Desa Kalatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo itu.
Dilansir suaraindonesia.co.id media jejaring suara.com, pengusiran disertai kontak fisik itu dilakukan oleh oknum pengawal Menteri KKP. Tak hanya diusir, wartawan JTV Andi Nurkholis tersebut juga didorong keras, sebelum dilerai oleh rekan media lainnya.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Solo, dalam hal ini tim pengawal Wali Kota Gibran Rakabuming Raka.
Seperti dikethaui, sebagai seorang anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran selalu dikawal oleh Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres.
Setiap kali blusukan kampung atau menghadiri pertemuan dengan kelompok masyarakat, Paspampres selalu menempel pada ayah Jan Ethes itu.
Berdasarkan pengamatan Solopos.com--jaringan Suara.com, ada sekitar empat personel Paspampres yang mengawal Gibran dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Saat bertugas tim pengamanan relatif bisa membaur dengan kerumunan. Mereka biasanya mengenakan pakaian sipil seperti kaus berkerah hingga kemeja kasual.
Dalam menjalankan tugas pengawalan dan pengamanan tim Paspampres mempunyai metode tersendiri. Salah satunya selalu berada dalam jarak jangkau yang “aman” dengan subjek yang mereka kawal. Hal ini untuk mengantisipasi adanya ancaman atau gangguan.
Baca Juga: Dampak Buruk Mahasiswa Nyinyir ke Gibran Ditangkap, Masyarakat Jadi Takut
Tak ayal, Gibran pun mudah ditemui awak media untuk wawancara. Bahkan ayah dari Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah itu melayani permintaan swafoto dari warga.
Bila Gibran sudah bersikap demikian, tim Paspampres yang mengawalnya pun hanya bisa memantau dari dekat.
Juru bicara Kancane Gibran Geess (Kagege), Imelda Yuniati menyebut
Gibran menikmati interaksi dan kedekatan dengan masyarakat, utamanya saat blusukan kampung. Sebab dari interaksi itu Gibran bisa mendengar dan mendapatkan banyak aspirasi atau keluhan warga.
“Namun tantangannya memang besar. Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini. Sebab Mas Gibran ini adalah magnet bagi masyarakat. Setiap kali turun ke lapangan selalu banyak warga yang ingin bertemu dan berfoto,” jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Revitalisasi Benteng Keraton Kartasura: Batu Bata Khusus, Dikerjakan dengan Teknik Gosok
-
Kader PSI Dapat Arahan dari Jokowi di Bali, Ini Komentar Astrid Widayani
-
PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Tim Sparta Samapta Polresta Solo Amankan Pelaku Pengrusakan Rumah Warga di Pajang
-
10 Wisata Gratis di Solo yang Buka 24 Jam, Seru Buat Liburan Hemat