SuaraSurakarta.id - Presiden Joko Widodo dan beberapa jajaran terkait baru saja menjalani vaksinasi Covid-19 buatan Sinovac di Istana Kepresidenan, Rabu (13/1/2021).
Diketahui sesaat setelah disuntik vaksin, para penerima vaksin harus menunggu dan berdiam diri setidaknya selama 30 menit.
Ketua dokter kepresidenan dari RSPAD Letjen dr. Budi Sulistian mengatakan, hal itu dilakukan sebagai upaya melakukan monitoring dan pencatatan terhadap reaksi vaksin yang disuntikan ke tubuh.
"Setiap orang yang melakukan vaksinasi akan menjalani proses yang sama," kata dokter Budi di Istana Presiden, pagi tadi, Rabu (13/1/2021).
Baca Juga: Jokowi: Ikut Divaksin Covid 19 Juga Tokoh Muhammadiyah, Nadhatul Ulama
Selain untuk monitoring dan pencatatan, waktu tunggu 30 menit juga bertujuan untuk memantau adanya kemungkinan adanya reaksi anafilaktik.
Sebagaimana dijelaskan pada Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan no. HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, reaksi anafilaktik adalah reaksi hipersensitifitas generalisata atau
sistemik yang terjadi dengan cepat.
Umumnya reaksi bisa terjadi pada 5 sampai 30 menit sesudah vaksin suntikan. Reaksi yang ditumbulkan bisa berdampak serius bahkan mengancam jiwa.
Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat menimbulkan syok yang disebut sebagai syok anafilaktik. Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan cepat dan tepat.
Disebutkan bahwa reaksi anafilaktik adalah kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) paling serius yang juga menjadi risiko pada setiap pemberian obat atau vaksin.
Baca Juga: Diutus Jokowi, Mensesneg Antar Supres Calon Kapolri ke DPR Siang Ini
Oleh sebab itu penangannya harus dilakukan dengan cepat dan tepat mulai dari penegakkan diagnosis sampai pada terapinya di tempat kejadian.
Setelah kondisi penerima vaksin dinyatakan stabil bisa dipertimbangkan untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat. Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa setiap petugas pelaksana vaksinasi harus sudah kompeten dalam menangani reaksi anafilaktik.
Gejala klinik suatu reaksi anafilaktik juga bisa berbeda-beda tiap orang sesuai dengan berat, ringannya reaksi antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas seseorang.
Namun pada tingkat yang berat berupa syok anafilaktik gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dan gangguan respirasi. Reaksi anafilaktik biasanya melibatkan beberapa sistem tubuh, tetapi ada juga gejala-gejala yang terbatas hanya pada satu sistem tubuh seperti gatal pada kulit.
Sedangkan tanda awal anafilaktik umumnya kemerahan menyeluruh dan gatal dengan obstruksi jalan nafas atas dan atau bawah.
Pada kasus berat dapat terjadi keadaan lemas, pucat, hilang kesadaran dan hipotensi. Pada dasarnya, makin cepat reaksi timbul maka makin berat keadaan penderita.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Termurah: Tahun Muda Banget, Harga Kisaran Rp90 Jutaan
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Sekaliber Avanza tapi Jauh Lebih Nyaman, Kabin Lega, lho!
- 5 Rekomendasi Skincare Hanasui Untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Cerah, Cuma Modal Rp20 Ribuan
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 5 Pilihan HP Xiaomi Termurah Rp1 Jutaan: Duet RAM GB dan Memori 256 GB, Performa Oke
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP OPPO Murah Rp1 Jutaan, Terbaik buat Gaming dan Multitasking
-
5 Bulan Pertama 2025, Ekspor Indonesia Melonjak 6,98 Persen
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan Desain Mirip iPhone Boba Tiga, Terbaik Juli 2025
-
Review Toyota Fortuner 2021 yang Jadi Alasan Kenapa Harus Membelinya
-
Harga Minyak Dunia Makin Anjlok Setelah Kondisi Perang Iran-Israel Kondusif
Terkini
-
Angkutan ODOL di Solo: Penindakan Ditunda, Polisi Masih Fokus Sosialisasi
-
Korupsi Alkes Karanganyar: Manager PT Sungadiman Kembalikan Uang Negara Rp158 Juta
-
Ahmad Luthfi: Soloraya Great Sale 2025 Lumbung Ekonomi Regional
-
Digelar Sebulan Penuh, Ahmad Luthfi Target Perputaran Ekonomi Soloraya Great Sale Rp 10 Triliun
-
Koperasi Tipu-tipu Milik Kepala SMA di Solo, Kerugian Sekitar Rp 1 Miliar