SuaraSurakarta.id - Soto Bokoran adalah salah satu kuliner legendaris dari Semarang yang telah dikenal luas sejak tahun 1949.
Makanan ini memiliki cita rasa unik yang memadukan tradisi kuliner Tionghoa dan Jawa, menciptakan perpaduan rasa yang khas.
Berikut adalah lima fakta sejarah mengenai Soto Bokoran:
1. Asal Usul Nama "Bokoran"
Baca Juga:10 Kuliner Enak di Solo untuk Sambut Malam Tahun Baru 2025
Nama "Bokoran" berasal dari sebuah kampung di Semarang, tepatnya di Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Semarang Tengah. Di kampung inilah soto pertama kali dibuat, sehingga dinamakan Soto Bokoran.
2. Sejarah Berdirinya Warung Soto Bokoran
Warung Soto Bokoran pertama kali didirikan pada tahun 1949 oleh H. Ngatiman. Beliau memulai usaha ini dengan menjajakan soto menggunakan gerobak sederhana di kawasan Bokoran.
Seiring berjalannya waktu, warung ini berkembang dan menjadi salah satu kuliner legendaris di Semarang.
3. Pengaruh Budaya Tionghoa dalam Penyajian
Baca Juga:Catat Lur! 5 Kafe Buka 24 Jam di Solo, Cocok untuk Begadang di Malam Tahun Baru 2025
Soto Bokoran disajikan dalam mangkuk porselen kecil berdiameter 12 cm, yang merupakan pengaruh dari budaya Tionghoa.
Penyajian dalam mangkuk kecil ini memberikan pengalaman makan yang unik dan khas bagi penikmatnya.
4. Keunikan Cita Rasa Soto Bokoran
Soto Bokoran memiliki cita rasa yang unik, perpaduan antara gurih dan manis. Kuah soto yang kaya rempah dan daging ayam yang empuk menjadi daya tarik utama bagi para penikmat kuliner.
5. Warisan Kuliner yang Terjaga
Hingga kini, Soto Bokoran tetap menjadi salah satu kuliner legendaris di Semarang. Warung ini telah dikelola hingga empat generasi, menjaga resep dan cita rasa asli yang telah ada sejak tahun 1949.
Soto Bokoran tidak hanya menjadi hidangan lezat, tetapi juga merupakan bagian dari sejarah dan budaya Semarang yang kaya akan pengaruh Tionghoa.
Keunikan dan kelezatannya menjadikannya salah satu kuliner yang wajib dicoba bagi siapa pun yang berkunjung ke Semarang.
Kontributor : Dinar Oktarini