Sejarah Taman Balekambang Surakarta
Menurut catatan sejarah, Taman Balekambang dibangun oleh KGPAA Mangukenagarn VII untuk kedua putrinya, yakni GRAy Partinah dan GRAy Partini.
Awalnya, taman ini memiliki nama Partini Tuin dan Partinah Bosch pada 21 Oktober 1921. Adapun konsep yang diusung pada mulanya adalah perpaduan Eropa dan Jawa.
Sesuai namanya, taman ini memiliki dua area utama, yakni Partini Tuin atau Taman Air Partini dan Partinah Bosch, yakni Hutan Partinah. Kadua area tersebut memiliki fungsinya masing-masing.
Baca Juga:Gibran Center Gelar Lomba E-Sport Mobile Legends Tingkat Nasional, Catat Waktu dan Syaratnya
Partini Tuin berfungsi sebagai penampungan air untuk membersihkan kotoran yang ada di dalam kota, juga sebagai area bermain perahu. Sementara itu, Partinah Bosch menyimpan tanaman-tanaman langka yang berfungsi sebagai resapan dan taman kota.
Semula, taman ini tidak dibuka untuk umum, baru pada masa pemerintahan Mangkunegara VII, Taman Balekambang dibuka untuk umum. Sejak saat itu, taman ini digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan beragam kesenian untuk rakyat, salah satunya adalah ketoprak lesung.
Sebenarnya, revitalisasi yang dilakukan di era Gibran bukanlah yang pertama. Taman Balekambang sudah pernah mengalami revitalisasi pada tahun 2008. Sejak itu, Balekambang mulai dimultifungsikan sebagai taman seni dan budaya, botani, edukasi, dan rekreasi
Kontributor : Dinnatul Lailiyah
Baca Juga:Gagasan Gibran Soal Hilirisasi Industri Digital, Ini Pendapat Analis