SuaraSurakarta.id - Jelang tahun politik yakni Pemilu 2024, para calon anggota legislatif (caleg) berlomba-lomba untuk merebut suara masyarakat di daerah pemilihan masing-masing.
Tak sedikit yang jor-joran dengan memasang baliho, spanduk hingga banner-banner di banyak titik untuk mendongkrak popularitas.
Selain melalui media periklanan tersebut, tak sedikit caleg yang mendatangi ahli supranatural atau mbah dukun untuk melancarkan jalan menuju Pemilu 2024.
Salah satunya diungkapkan ahli supranatural asal Juwiring, Kabupaten Klaten, Ki Aji Sabdo Pamungkas yang sudah 10 tahun terakhir menerima 'pasien' dari para caleg.
Baca Juga:Sosok Pria Ini Diduga Calon Suami Larissa Chou, Publik Tak Rela: Batalin Please!
"Biasanya ramai mendekati kampanye sampai pemilihan. Kalau sekarang masih sepi dan jarang ada yang datang," ungkap Ki Aji Sabdo Pamungkas dilansir dari Timlo.net--jaringan Suara.com, Senin (28/8/2023).
Sosok yang akrab disapa Mbah Wage itu menceritakan, mayoritas caleg yang datang meminta bantuan untuk dibukakan auranya.
Tujuanya, agar si caleg tersebut makin kharismati saat berhadapan dengan masyarakat.
"Ada juga yang minta 'pegangan' biasanya untuk pria. Kalau untuk wanita, biasanya pasang susuk," ujarnya.
Namun, biasanya dirinya juga menghitung neptu atau hitungan weton hari lahir. Biasanya, ada yang neptunya rendah sehingga perlu dibantu dengan ritual khusus.
Baca Juga:Diungkap KPU! Ini Nama 52 Caleg DPR RI dan 16 Caleg DPD RI Mantan Terpidana, Kebanyakan dari Golkar
Ritual itu, kata Mbah Wage, bukan dilakukan oleh yang bersangkutan. Melainkan, oleh dirinya sendiri. Dia hanya meminta kliennya untuk fokus ibadah. Meski begitu, dirinya meyakini bahwa kekuatan terbesar berasal dari Tuhan yang Maha Esa.
Terkait laku ritual, dirinya akan melakukan puasa penuh selama 10 hari. Kemudian dia akan kungkum atau berendam di telaga di daerah Gunung Kidul semalam suntuk.
Yaitu mulai tengah malam hingga sebelum adzan subuh sembari merapal mantra.
Setelah melakukan ritual tersebut, barulah wangsit muncul. Kemudian sang klien akan diminta datang kembali ke padepokannya untuk dilakukan prosesi pembukaan aura.
"Jadi bukan minta bantuan pada jin, demit, setan dan lain sebagainya. Tetep nyuwun kui karo Seng gawe Urip, Gusti Allah," jelasnya.
Caleg yang datang sendiri bukan dari wilayah karesidenan Surakarta saja, namun ada yang datang dari ibukota, bahkan luar pulau Jawa seperti Bali, Manado, Padang, Palembang dan beberapa wilayah.