SuaraSurakarta.id - Kusuma Sahid Prince Hotel atau KSPH Solo merupakan salah satu hotel bintang lima yang megelenda di Kota Solo.
Hotel tersebut terletak diantara Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran Surakarta.
Di dalam hotel yang bernuansa Jawa ini terdapat satu kamar presidensial suite dengan nama Indraloka Royal Suite.
Dalam kamar tersebut terdapat dua bunker yang konon tembus ke Pura Mangkunegaran dan Kali Pepe. Keduanya berada di kamar tidur dan ruang meeting.
Baca Juga:Menikmati Sensasi Ngabuburit Sambil Mendengarkan Musik Jazz di Pamedan Pura Mangkunegaran
Bunker tersebut berada di dalam lemari hias. Jadi kalau dilihat itu lemari hias tapi setelah dibuka ada rongga bisa untuk bersembunyi buat dua orang dan di bawahnya itu ada bunker.
"Di kamar Indraloka Royal Suite ini ada semacam lemari hias. Tampak dari luar itu memang lemari hias, ketika kita buka dari dua sisi itu ada rongga yang bisa untuk bersembunyi. Tapi di bawah itu konon ceritanya ada bunker, saat kita injak itu kayak ada bunyi mengaung gitu," terang Marketing Communication Manager KSPH Solo, Tia Kristiyani, Selasa (6/6/2023).
Tia menjelaskan memang belum ada pembuktian secara khusus bunker ini tembus ke mana. Tapi pernah ada yang menyampaikan dan bercerita bunker itu tembus ke Kali Pepe dan Pura Mangkunegaran.
Ceritanya dulu bunker itu sewaktu-waktu dipakai buat melarikan dari serangan musuh.
"Dulu bangunan ini memang dibeli dari Pura Mangkunegaran. Jadi ada kemungkinan nyambung," katanya.
Bunker ini sekarang sudah ditutup sejak bangunan ini berubah menjadi hotel. Hanya dijadikan dekoratif saja lemari hias.
"Sejak ini jadi hotel dan kamar tidak kami fungsikan lagi, lebih ke dekoratif saja. Jadi sudah ditutup lama setelah jadi hotel," ungkap dia.
Diakuinya sejauh ini tidak ada pengecekan mengenai bunker tersebut. Karena setelah bangunan ini jadi bunker ditutup, tidak tahu dulu apakah pernah dicek atau tidak.
"Belum pernah dicek, karena sejak jadi hotel tidak difungsikan lagi. Praktis bunker ini jadi cerita turun temurun," sambungnya.
Tia mengatakan, kamar bersejarah ini pernah dipakai untuk menginap tamu-tamun penting atau kenegaraan. Tahun 1982, Ratu Yuliana dan Pangeran Bernhard dari Kerajaan Belanda menginap di kamar ini.
Ada juga Perdana Menteri Myanmar Ne Wien. Megawati Sukarnoputri dan Prabowo Subianto pernah menginap di kamar ini, lalu ada mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad, Perdana Menteri Kamboja Norodom Sihanouk.
"Tamu-tamu penting dan kenegaraan pernah menginap di kamar. Terakhirnya ibu Megawati Sukarnoputri saat acara ngunduh mantu putra Presiden Jokowi," ucap dia.
Keluarga dan kerabat Keraton Kasunanan Surakarta utamanya PB XII juga pernah menginap di sini. Namun PB XII bukan tidur di kamar ada bunker nya tapi menempati kamar lain mirip bungalow yang ada di sisi kiri pintu masuk hotel.
PB XII pernah berpesan agar selalu menjaga dan merawat keberadaan tempat bersejarah ini.
"Saya pernah bertemu sama beliau dan beberapa kali berpesan. Ini kan ndalem eyangnya, jadi ada beberapa hal penting yang disampaikan," jelasnya.
Sebelum jadi hotel, lanjut dia, dulu merupakan kediaman atau ndalem Pangeran Kusumoyudo. Beliau adalah putra Raja Keraton Kasunanan Surakarta Paku Buwono (PB) X.
Bangunan ini dibangun sekitar tahun 1909 oleh KP Hadiwijoyo dengan arsitektur campuran Jawa dan Belanda.
"Dahulu ini merupakan Ndalem dari Pangeran Kusumoyodo putra PB X. Ini dibangun dengan arsitektur campuran Jawa dan Belanda," ungkap dia.
Pada tahun 1974, lalu ndalem Kusumoyudo ini dibeli oleh bos Sahid Grup, Sukamdani Sahid Gitosardjono. Selanjutnya dibangun dan dijadikan sebuah hotel.
Meski dijadikan hotel, namun bangunan-bangunan peninggalan ndalem Kusumoyudo yang bersejarah masih tetap dipertahankan.
"Dibeli itu tahun 1974, sekitar tahun 1977 dijadikan hotel. Bangunan lama masih dipertahankan, seperti pendopo dan kamar yang ada bungker nya," tandasnya.
Kontributor : Ari Welianto