Mengenal COVID-19 Varian BA.5 dari Keluarga Omicron, Cepat Menyebar Tapi Tidak Parah

Varian BA.5 dari keluarga Omicron adalah varian terkini virus corona yang memicu gelombang baru COVID-19 di seluruh dunia

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 14 Juli 2022 | 08:31 WIB
Mengenal COVID-19 Varian BA.5 dari Keluarga Omicron, Cepat Menyebar Tapi Tidak Parah
Ilustrasi covid-19. Varian BA.5 dari keluarga Omicron adalah varian terkini virus corona yang memicu gelombang baru COVID-19 di seluruh dunia. (pixabay.com)

Bagi kebanyakan orang, hal itu berarti varian itu mampu menginfeksi ulang seseorang, meskipun orang tersebut baru saja sembuh dari COVID-19.

Van Kerkhove mengatakan WHO sedang mendalami laporan kasus-kasus infeksi berulang.

"Kami punya cukup bukti bahwa orang-orang yang pernah terkena Omicron terinfeksi lagi dengan BA.5. Tak ada keraguan tentang hal itu," kata Gregory Poland, pakar virologi dan peneliti vaksin di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota.

Jika BA.5 menjadi varian yang umum ditemukan sekarang, hal itu semata-mata karena banyak orang pernah terinfeksi Omicron, menurut para peneliti.

Baca Juga:Lonjakan Covid-19 BA.4 dan BA.5 Belum Capai Puncak, Masyarakat Diminta Tetap Pakai Masker dan Dapatkan Vaksin Booster

Tidak Lebih Parah

Ilustrasi Covid-19 - Tingkat Keparahan Omicron BA.4 dan BA.5 (Freepik)
Ilustrasi Covid-19 - Tingkat Keparahan Omicron BA.4 dan BA.5 (Freepik)

Meski peningkatan kasus telah menyebabkan lebih banyak orang yang dirawat di sejumlah negara, angka kematian tidak bertambah secara drastis.

Hal itu sebagian besar disebabkan oleh vaksin, yang tetap melindungi penerimanya dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19.

Para produsen dan regulator juga berusaha mengembangkan vaksin yang langsung menyasar varian-varian baru Omicron.

Belum ada bukti bahwa BA.5 lebih berbahaya daripada varian Omicron lainnya, kata Van Kerkhove, meskipun lonjakan kasus dapat membebani layanan kesehatan dan membawa risiko "long COVID" kepada lebih banyak orang.

Baca Juga:Melonjak Lagi, Kasus Positif Covid-19 di Kalimantan Selatan Bertambah 23 Orang

WHO dan para ahli lainnya juga mengatakan bahwa pandemi saat ini, yang berkepanjangan akibat ketidaksetaraan vaksin dan keinginan banyak negara untuk "hidup bersama COVID", hanya akan menciptakan lebih banyak varian baru yang sulit diprediksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini