Bakal Kalah Bersaing, Pengamat Politik Sarankan Puan Maharani Jadi Negarawan dan Tak Maju di Pilpres 2024

Karier Politik Ketua DPR RI Puan Maharani telah mencapai puncaknya. Ia pun disebut-sebut bisa melompat yang lebih tinggi lagi yaitu sebagai Calon Presiden 2024

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 24 Mei 2022 | 18:12 WIB
Bakal Kalah Bersaing, Pengamat Politik Sarankan Puan Maharani Jadi Negarawan dan Tak Maju di Pilpres 2024
Ketua DPR RI Puan Maharani (Instagram/@puanmaharani)

SuaraSurakarta.id - Karier Politik Ketua DPR RI Puan Maharani telah mencapai puncaknya. Ia pun disebut-sebut bisa melompat yang lebih tinggi lagi yaitu sebagai Calon Presiden 2024.

Namun demikian, banyak kalangan yang tidak setuju. Puan Maharani diharapkan menjadi negarawan dan tidak memaksakan diri untuk maju di Pilpres 2024 mendatang.

Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana mengatakan, Puan Maharani lebih baik menjadi sosok jiwa negarawan dan tidak mencalonkan sebagai presiden maupun wakil presiden pada bursa Pilpres 2024.

"Hingga saat ini rating elektoral Puan dari hasil berbagai lembaga survei ternama antara 2,6 sampai 3,1 persen. Itu juga terkatrol oleh jabatan Ketua DPR RI dan sosialisasi dengan memasang baliho di seluruh Indonesia," kata Harits, dikutip dari ANTARA di Lebak, Selasa (24/5/2022).

Baca Juga:Usai Sahkan Revisi UU PPP, DPR Tunggu Surpres Jokowi Lanjut Bahas Revisi UU Cipta Kerja

Dengan pencapaian elektoral seperti itu, tentu Puan Maharani sangat berat jika dipaksakan untuk bersaing pada Pilpres 2024.

Meski sudah menjabat anggota DPR RI, Menteri hingga Ketua DPR RI, namun kinerja Puan seperti biasa-biasa saja dan belum menunjukkan leadership yang dibutuhkan Indonesia.

Elektoral cucu Proklamator itu kalah dibandingkan Prabowo Subianto, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Anies Baswedan.

Bahkan, di PDI Perjuangan pun Puan kalah oleh Ganjar dan Risma.

Saat ini, ujarnya, literasi pendidikan politik masyarakat sudah cerdas, sehingga melihat Puan Maharani belum menunjukkan karakter kepemimpinan yang bersentuhan dengan rakyat.

Baca Juga:DPR Bakal Pertimbangkan Wacana Pemerintah Naikkan Tarif Listrik 3.000 VA

Masyarakat Indonesia sekarang ini membutuhkan figur kepemimpinan yang bersentuhan langsung dengan rakyatnya dan tidak disekat-sekat.

Selain itu, juga masyarakat berkeinginan pemimpin nasional dengan karakter ketokohan yang mampu bekerja dengan baik.

Sebab, pemilih Pilpres 2024 kebanyakan kaum milenial tentu membutuhkan pemimpin nasional yang bisa menjawab tantangan ke depan menjadi lebih baik.

Sosok ketokohan Presiden Jokowi hingga kini berhasil merealisasikan pembangunan dan perubahan di tengah pandemi.

Mereka para menteri Presiden Jokowi hingga kini bekerja dengan solid.

Bahkan, lembaga survei menyebut kepuasan kinerja Jokowi cukup baik hingga di atas 71 persen.

Karena itu, literasi pendidikan politik masyarakat cukup maju dan mengharapkan kepemimpinan dan ketokohan nasional yang natural dan terbuka yang bersentuhan dengan rakyat.

"Itu keinginan masyarakat, seperti itu ke depan pemimpin nasional," katanya menjelaskan.

Menurut dia, di era digitalisasi tentu ruang terbuka yang bersentuhan dengan masyarakat melalui pemanfaatan media sosial dapat digunakan untuk membangun elektoral.

Media sosial itu, seperti Instagram, Tik Tok, Facebook, Twitter, dan lainnya.

Pemanfaatan digitalisasi itu tentu bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat dibandingkan menanam padi atau menyalurkan bantuan.

Figur yang tepat sosok putri Megawati Soekarnoputri itu seorang dengan jiwa negarawan dan tokoh politik nasional yang membawa kedamaian.

Apabila, terjadi konflik politik mampu menjembatani, menengahi dan menyelesaikan permasalahan konflik itu.

"Potensi itu dimiliki Puan untuk mendamaikan konflik karena jiwa keibuan itu," katanya pula.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak