SuaraSurakarta.id - Tak dipungkiri bencana erupsi Gunung Semeru menyisakan luka mendalam bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung.
Dahsyatnya erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (04/12/2021) dalam sekejap mampu meluluhlantakkan infrastruktur hingga rumah warga yang tinggal di lereng gunung.
Kekinian, beredar sebuah unggahan video yang menampilkan bangunan masjid yang masih di utuh di daerah lereng Gunung Semeru. Padahal bangunan rumah di sekitar masjid itu hancur lebur.
Keajaiban masjid yang utuh tersebut diketahui dari unggahan video di akun TikTok @ijinupload_ Rabu (08/12/2021).
Baca Juga:Legenda Gunung Semeru, Gunung Suci Bagi Umat Hindu
"Subhanallah masjid tetap utuh #ErupsiSemeru," bunyi keterangan tertulis dalam video tersebut.
Dalam video tersebut menampilkan seorang pria tengah merekam kondisi sebuah perkampungan yang diterjang erupsi Gunung Semeru.
Di perkampungan itu rumah-rumah warga nampak rusak parah. Kaca-kaca hingga atap rumah hancur lebur akibat erupsi Gunung Semeru.
Namun, dibalik bencana erupsi tersebut ada sebuah keajaiban. Dimana bangunan masjid di perkampungan ini masih berdiri kokoh tanpa ada kerusakan.
Bangunan masjid tersebut hanya ditutupi oleh abu vulkanik saja. Pria ini begitu takjub setelah melihat bangunan masjid yang masih kokoh tersebut.
Baca Juga:Rumah Warga yang Hancur Terdampak Erupsi Semeru akan Direlokasi
"Alhamdulillah masjid tetep utuh," ujar pria tersebut.
Sontak saja unggahan video tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Tak sedikit dari mereka yang tercengang melihat keajaiban tersebut.
"Subhanallah Allahu Akbaaar.. masjid tempat ibadah.. masih utuh..," ucap akun @rara.2**.
"Masya Allah,, lahaulla wala quwata illa billah," kata akun @brompit**.
"Tempat ibadah selalu dijaga sama yg punya," celetuk akun @awenah**.
"Karena masjid itu rumah Allah sungguh besar keagungan dan kuasa Allah SWT subhanallah," sahut akun @assyfana**.
"Allah sedang membuka mata kita, bahwa kita harus kembali ke rumah Allah. banyak beribadah hanya utk Allah," timpal akun @yanihandayani**.
Kontributor : Fitroh Nurikhsan
