SuaraSurakarta.id - Pemeran sinetron Suara Hati Seorang Istri, Hanna Kirana meninggal dunia pada Selasa (2/11/2021).
Hanna menghembuskan nafas terakhir karena gagal jantung.
Kabar duka ini disampaikan langsung oleh sang asisten, Icha yang mengatakan bahwa artis berusia 23 tahun itu tutup usia sekira pukul 21.00 WIB di Rumah Sakit PMI Bogor, Jawa Barat.
Lalu, apa sebenarnya perbedaan gagal jantung dengan serangan jantung?
Baca Juga:Hanna Kirana Sulit Bernapas Sebelum Meninggal
Diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, bahwa serangan dan gagal jantung sama-sama termasuk penyakit jantung. Sedangkan beragam penyakit jantung yang sering ditemui seperti gagal jantung, serangan jantung, aritmia, angina, henti jantung, stroke, hingga tekanan darah tinggi.
Berbeda dari lainnya yang disebabkan karena masalah jantung dalam memompa darah, henti jantung terjadi karena masalah listrik yang dipicu karena gangguan ritme jantung (aritmia). Namun, yang sering membingungkan adalah apa bedanya gagal jantung dan serangan jantung?
Untuk lebih jelasnya, berikut empat perbedaan dari gagal jantung dan serangan jantung.
1. Berdasarkan definisi
Perbedaan serangan jantung dan gagal jantung dapat dilihat berdasarkan definisinya. Serangan jantung, atau infark miokard, adalah kondisi ketika tiba-tiba ada pengurangan aliran darah ke bagian jantung. Biasanya, ini adalah hasil dari penyumbatan yang mencegah aliran darah normal, seperti adanya sumbatan dalam aliran darah. Jika aliran darah tidak kembali normal, hal itu itu dapat menyebabkan bagian otot jantung itu mulai mati.
Gagal jantung, atau gagal jantung kongestif, adalah suatu kondisi ketika jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Kondisi Ini mungkin terjadi karena jantung tidak terisi dengan cukup darah atau jantung terlalu lemah untuk memompa dengan benar.
Baca Juga:Pacar Rutin Jenguk Hanna Kirana Minggu Ini, Syok Dengar Kabar Meninggal
2. Berdasarkan penyebab
Pada orang yang mengalami serangan jantung, penyebab umum yang terjadi adalah akibat penyumbatan arteri koroner. Penyumbatan terjadi karena adanya penumpukan plak (LDL) sehingga darah sulit untuk lewat. Kejang arteri koroner juga menjadi sebab serangan jantung. Hal tersebut terjadi Ketika ada pengetatan atau kejang yang parah pada arteri koroner dan dapat menghambat aliran darah. Sementara itu, pada gagal jantung biasanya terjadi akibat dari kondisi medis lain yang membuat jantung bekerja terlalu keras, cedera, atau infeksi.
Gagal jantung lebih sering mempengaruhi sisi kiri jantung yang bertugas memompa darah ke tubuh. Gagal jantung dikategorikan menjadi dua, yaitu sistolik dan distolik. Gagal jantung sistolik terjadi saat jantung tidak dapat berkontraksi secara efektif, disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner, genetik, aritmia, konsumsi alkohol dan zat toxic (kokain). Gagal jantung diastolik terjadi karena jantung memompa darah lebih sedikit, disebabkan oleh tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.
3. Berdasarkan gejala
Gejala gagal jantung sebelah kiri meliputi terasa lemah, sulit bernapas, ngantuk, sulit konsentrasi, batuk, Lelah, jari dan bibir berwarna kebiruan, sulit tidur terlentang. Pada gagal jantung sebelah kanan ditandai dengan pembengkakan, berat badan naik, mual, tidak nafsu makan, sakit perut, dan sering buang air kecil. Sementara itu, pada orang yang mengalami serangan jantung bisa jadi merasakan nyeri dada, sesak napas, ketidaknyamanan tubuh bagian atas seperti lengan, punggung, bahu, leher, atau rahang.
Selain itu, gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah berkeringat, kelelahan, mual dan muntah, serta pusing yang mendadak. Kesimpulan yang dapat diambil secara umum adalah gagal jantung terjadi Ketika jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien, sedangkan serangan jantung ketika kurangnya suplai darah ke jantung. Walaupun kedua kondisi tersebut memiliki penyebab yang berbeda, orang dapat mencoba mengurangi kemungkinan penyakit jantung dengan mencoba mengikuti gaya hidup sehat dengan pola makan yang bervariasi, olahraga teratur, dan kurangi stres.