Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 12 Maret 2025 | 12:39 WIB
Ilustrasi mayat. [Dok.Antara]

Dikarenakan banyak atlet yang berpuasa, para atlet tidak memenuhi target waktu yang sudah ditentukan. Pelatih langsung memberikan evaluasi.

Pelatih berinisiatif mengubah materi endurance dengan interval, DI mana atlet wajib mencapai waktu 4 menit dalam 1 putaran lari dan dilakukan berulang-ulang.

Namun menjelang waktu berbuka sampai saat berbuka, atlet masih ada yang lari, bahkan latihan tidak dihentikan untuk memberi kesempatan berbuka puasa.

Tercatat atlet banyak yang tidak kuat dan tiga orang di antaranya pingsan yakni Agil, Yardaan dan Grace.

Baca Juga: SPPG di Boyolali Tetap Distribusikan Makan Bergizi Gratis Saat Ramadhan

Bahkan Agil kondisinya sudah lemas dengan mata tertutup dan nafas berat tersengal-sengal. Kemudian Grace juga pingsan disusul Yardaan dengan kondisi hampir pingsan dan sudah lemas.

Situasi ini membuat pelatih panik. Semua atlet dan pelatih berupaya menyadarkan ketiga korban, Yardaan dan Grace bisa sadar. Namun Agil tidak juga sadarkan diri.

Selanjutnya Agil dilarikan ke RS Primaya Kedungmundu, Semarang dan masuk ruang ICU. Namun pada pukul 22.44 WIB Agil dinyatakan meninggal dunia.

Selanjutnya jenazah Agil dibawa ke  Boyolali dan dimakamkan keesokan harinya. 

Pengurus Besar Taekwondo Indonesia telah mengirim tim investigasi khusus yang dipimpin Mayor Inf. Rafael dan dokter yang didukung oleh Kodam IV/Diponegoro termasuk dokter penyakit dalam dan dokter jantung. 

Baca Juga: Longsor Boyolali: 11 Rumah Rusak Berat, Warga Alami Luka

Load More