SuaraSurakarta.id - Warga Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten menggelar tradisi budaya luhur padusan menjelang bulan Ramadan 1446 H/2025, Kamis (26/2/2025).
Mereka mengambil air suci dari Umbul Doyo dan Umbul Kemanten yang dimasukan ke dalam kendi kecil. Warga juga melakukan prosesi siraman ke sepasang penganten dengan memakai air dari umbul kemanten.
Konon, air di Umbul Doyo dan Umbul Kemanten merupakan sumber mata air yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Hingga saat ini masih terus mengalir dan banyak dimanfaatkan oleh warga untuk berbagai keperluan seperti, irigasi pertanian.
Kades Sidowayah Mujahid Jaryanto mengatakan makna dari pengambilan air di Umbul Kemanten dan Umbul Doyo sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan anugerah sumber air bagi warga Sidowayah dan sekitarnya.
"Hingga saat ini air di umbul masih terus mengalir, jadi harus kita syukuri. Berharap mata air di umbul kemanten dan umbul doyo ini bisa terus lestari sepanjang jalan," ujarnya saat ditemui, Kamis (26/2/2025).
Menurutnya untuk makna prosesi siraman penganten itu merupakan lambang dari umbul kemanten. Di namakan umbul kemanten, konon dulu ada cerita penganten baru yang mandi di umbul ini.
Diceritakan, dulu ada sepasang kekasih yang kemudian melangsungkan pernikahan. Sepasang penganten baru dinasehati oleh orang tua agar tidak keluar rumah dulu selama 40 hari.
Tapi mereka nekat dan suatu petang mereka keluar dan berhenti di sebuah mata air yang teduh di bawah pepohonan, ketika dipanggil-panggil yang lelaki tidak ada dan yang perempuan juga tidak ada.
"Lalu mata air tersebut dinamai Umbul Kemanten. Itu kita lestarikan, kita juga buat film supil puntung," katanya.
Baca Juga: Polresta Solo Gelar Operasi Keselamatan Candi 2025: ETLE Jadi Andalan!
Mujahid mengatakan keberadaan mata air umbul kemanten ini sudah ada sejak lama. Hingga saat ini mata air itu masih ada dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Mungkin sudah ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Sampai saat ini terus keluar dan dimanfaatkan buat pariwisata hingga irigasi pertanian," ungkap dia.
Keberadaan umbuk kemanten ini, lanjut dia, sangat penting. Karena manfaatannya tidak hanya bagi masyarakat Desa Sidowayah saja tapi juga masyarakat luas.
"Ini sangat penting, ini bukan hanya buat Desa Sidowayah saja tapi juga masyarakat luas. Umbul kemanten itu bisa menghidupi 15 ribu orang, jadi sampai ke berbagai desa. Jadi ini merupakan hal yang luar biasa, anugrah Tuhan yang perlu disyukuri," paparnya.
Mujahid menambahkan tradisi padusan ini digelar juga untuk menyambut datang bulan Ramadhan. Jadi padusan ini untuk membersihkan diri secara lahir batin.
"Ini agenda tahunan menjelang datangnya bulan Ramadhan. Tradisi ini sudah ada sejak lama dan turun temurun hingga sekarang, dari mbah-mbah saya dulu itu sudah ada padusan," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Didukung Akar Rumput Jadi Ketua DPD PDIP Jateng, Ini Respon FX Rudy
-
Ki Anom Suroto Tutup Usia, Sang Anak: Beliau Soko Guru, Babonnya Dalang Se Indonesia
-
Ki Anom Suroto Meninggal, Sang Anak Ungkap Pesan Terakhir
-
Dalang Senior Asal Solo Ki Anom Suroto Meninggal Dunia
-
Wali Kota Solo Berencana Terapkan WFA ASN, Ini Respon Wamendagri