SuaraSurakarta.id - Perajin rotan di Desa Wisata Rotan Trangsan, Sukoharjo sudah ada sejak dahulu sekitar tahun 1937. Dulu warga sudah bisa mengelola dan memproduksi kerajinan di bidang rotan.
Pada tahun tersebut di Desa Trangsan terdapat seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bernama Ki Demang Wongso Laksono.
"Pada tahun 1937, Ki Demang mengawali mengembangkan rotan. Dari mulai itulah warga Trangsan bisa hidup dari rotan," ujar Ketua Panitia Grebeg Penjalin VI 2023 Desa Wisata Rotan Trangsan, Slamet Salamun, Senin (26/6/2023).
Diceritakan, pada waktu tersebut Ki Demang diundang ke Keraton Kasunanan Surakarta oleh raja. Pemanggilan ini, karena raja tahu kalau Ki Demang itu bisa menganyam.
Kemudian Raja meminta kepada Ki Demang untuk memamerkan produk-produknya di keraton.
"Awalnya itu abdi dalem biasa, lalu sang raja memanggil dan mendawuhi Ki Demang. Tolong produk-produk mu dipamerkan di keraton ku," kata salah satu perajin rotan ini.
Selanjutnya Ki Demang membawa produk-produknya ke keraton. Raja pun pada waktu itu merasa senang dengan produk-produk yang dibawa Ki Demang.
"Lalu sang raja wedar sabdo sama Ki Demang, 'ngertio Pak Demang sesuk iki sing bakal nguripi Desa Trangsan," ungkap dia.
"Dulu namanya bukan Trangsan, tapi Trowangsan. Lha, awal mulanya dari situ," sambungnya.
Baca Juga: Raperda Prakarsa Gali Potensi Desa Wisata Purbalingga
Petilasan dan makam Ki Demang ada di Desa Trangsan. Bahkan keturunannya masih ada, kemungkinan sudah keturunan ketiga atau keempat dan masih eksis hingga saat ini.
Sebenarnya sekitar tahun 1920 an, media Eropa sudah memberitakan. Cuma warga Trangsan pada waktu itu belum tahu kalau dari tahun 1920 itu, media Eropa sudah memberitakan.
"Berati mungkin sebelum tahun 1920 sudah ada. Karena mungkin pada waktu itu media belum banyak jadi belum begitu terekspos," ucap dia.
Sebelum rotan itu di Trangsan menggunakan bambu terus dikombinasi dengan rotan.
"Awal-awalnya itu terus berkembang-berkembang jadi rotan," imbuhnya.
Dari awal-awal hingga sekarang perajin rotan terus berkembang dan mengalami kejayaan itu sekitar tahun 1990 an. Di Desa Trangsan memang tidak memproduksi rotan tapi mayoritas warganya itu bisa mengolah rotan hingga menjadi berbagai macam kerajinan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Kabel di Solo Semrawut, Fraksi PDIP Dorong Pemkot Lanjutkan Program Bawah Tanah
-
Wakil Wali Kota Solo Ungkap Kondisi Anak PAUD yang Dipotong Alat Vitalnya
-
Kejagung Limpahkan Kasus Bos PT Sritex dan 2 Petinggi Bank ke Kejari Solo
-
Maggot Masuk Desa Jati Sukoharjo, Solusi Sampah Sekaligus Sumber Cuan
-
Penggugat Citizen Lawsuit Ijazah Jokowi Minta Majelis Hakim Diganti, Pengadilan Angkat Bicara