Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 08 Maret 2022 | 09:10 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. (Dok: DPR)

SuaraSurakarta.id - Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. Kata-kata bijak itu bisa menggambarkan sosok 'crazy rich Tanjung Priok', Ahmad Sahroni.

Jauh sebelum berada di posisi saat ini, pria berusia 44 tahun itu harus melewati jalan berliku dalam menjalani hidup. Mulai menjadi tukang semir sepatu, hingga sopir.

"Ahmad Sahroni bukan siapa-siapa, orang biasa aja yang dulunya pernah jadi tukang semir sepatu, tukang membantu di rumah saudara, supir, supir, dan supir, itu aja. Bukan dari keluarga pejabat, bukan anak pejabat, Sahroni biasa aja," ungkap Ahmad Sahroni dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Selasa (8/3/2022).

Sosok yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu kini  ramai jadi perbincangan di tengah masyarakat karena baliho dengan tulisan “Mimpi Jadi Presiden”.

Baca Juga: Ferry Irawan dan Venna Melinda Resmi Nikah, Mayang Anak Doddy Sudrajat Diperiksa Polisi

“Semua mimpi-mimpi dulu. Makanya kalau ada tagline melihat billboard di mana-mana mimpi jadi presiden, ya gua memang hidupnya mimpi,” ujar dia.

Menurutnya, selama tidak bayar, semua orang bisa bebas bermimpi untuk menjadi apa saja dan hal tersebut tidak harus dipermasalahkan.

“Ahmad Sahroni bukan siapa-siapa, orang biasa aja yang dulunya pernah jadi tukang semir sepatu, tukang membantu di rumah saudara, sopir, sopir, dan sopir, itu aja. Bukan dari keluarga pejabat, bukan anak pejabat, Sahroni biasa aja," tuturnya.

"Tetap jadi biasa. Karena kalau kita berhalau karena satu faktor yang kita miliki sekarang, kita bisa berubah dan akhirnya mentalnya jadi kacau, makanya biasa aja,” sambungnya.

Sejak masih bekerja menjadi supir, Sahroni sudah memiliki mimpi untuk menjadi orang yang sukses.

Baca Juga: Baliho Jokowi Tiga Periode Bertebaran di Pekanbaru, Pengamat: Itu Framing!

Selama ada peluang, ia akan mengambil peluang tersebut dan memanfaatkannya dengan baik.

“Sebenarnya hidup ini ngalir aja, tapi kalau ditanya mimpi ya mimpinya jadi presiden. Tapi semuanya pada titik garis tangan aja, kalau memang ada peluang ya sikat aja,” kata Sahroni.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan mimpinya untuk menjadi presiden, ia akan melihat dan mengambil langkah selama peluang terbuka.

“Kalau misal garis tangan gua nanti ke sana dan kebetulan gua orangnya petarung, gua mau lawan, siapa aja gua lawan. Kalau emang garis gua ke sana. Kita kan nggak tahu, kita nggak bisa berandai-andai, politik itu dinamis dan fleksibel, apa aja kita mengalir,” jelasnya.

Load More