Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 22 Februari 2022 | 16:44 WIB
Ilustrasi varian omicron. Varian Omicron disebut-sebut telah menyebar di seluruh Indonesia, hal itu mengakibatkan melonjaknya kasus COVID-19. (Freepik)

SuaraSurakarta.id - Varian Omicron disebut-sebut menjadi biang kerok melonjaknya kasus COVID-19 di Indonesia. Namun, banyak ahli yang menyebut Omicron tak seganas varian delta

Berdasarkan data riset yang dirilis otoritas kesehatan Korea Selatan, orang-orang yang terinfeksi COVID-19 varian Omicron hampir 75 persen lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit parah atau meninggal dibanding mereka yang terinfeksi varian Delta.

Riset Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) terhadap sekitar 67.200 infeksi yang dikonfirmasi sejak Desember menunjukkan tingkat keparahan dan kematian varian Omicron masing-masing rata-rata 0,38 persen dan 0,18 persen, dibanding dengan 1,4 persen dan 0,7 persen untuk infeksi Delta.

KDCA mengklasifikasi pasien ICU sebagai kasus parah.

Baca Juga: Epidemiolog Prediksi Kasus Covid-19 di Riau Bakal Terus Meningkat

Sekitar 56 persen dari 1.073 orang yang meninggal selama lima pekan terakhir adalah yang tidak divaksin ataupun yang baru menerima dosis pertama, menurut riset, dengan orang berusia 60 tahun ke atas menyumbang 94 persen kematian.

Lebih dari 86 persen dari 52 juta populasi Korsel sudah mendapatkan vaksin COVID-19 lengkap dan hampir 60 persen sudah menerima vaksin booster (penguat).

Korsel berhasil menjaga angka rendah kasus dan kematian COVID-19 berkat pembatasan sosial dan pengujian serta pelacakan yang gencar.

Varian Omicron menyebabkan lonjakan kasus, dengan rekor kasus harian di atas 100.000 pekan lalu. Namun, otoritas selangkah lebih maju dengan sedikit melonggarkan pembatasan sosial di tengah tingkat kematian yang lebih rendah dan menjelang pemilihan presiden bulan depan.

Pelacakan kontak dan isolasi wajib bagi orang-orang yang sudah divaksin dihapus untuk mendukung diagnosa mandiri dan pengobatan di rumah untuk menyediakan sumber daya medis.

Baca Juga: Daftar Gejala Omicron di Fase Awal, Jangan Anggap Gampang Penyakitnya

Pembatasan jam malam yang berlangsung lama muncul sebagai isu kontroversial politik menjelang pilpres. Para pemilik usaha kecil mendesak agar pembatasan jam malam dihapus sementara beberapa ahli memperingatkan kemungkinan bahwa sistem medis kewalahan.

KCDA mengatakan Omicron menjadi varian dominan dalam pekan ketiga Januari dan kasus baru Omicron naik hingga 90 persen pada pekan pertama Februari.

KDCA melaporkan 99.444 kasus baru pada Senin, sehingga totalnya menjadi 2.157.734 kasus, dengan 7.508 kematian.
[ANTARA]

Load More