SuaraSurakarta.id - Sebanyak tujuh siswa SD di Solo positif Covid-19 berdasarkan program Surveilans dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Mereka pun dikarantina di rumah masing-masing, karena orang tua dari siswa tidak bersedia atau menolak untuk dipindahkan ke isolasi terpusat (isoter).
Padahal Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sudah menyediakan isolasi terpusat untuk anak-anak.
"Mereka karantina di rumah masing-masing. Orang tuanya tidak setuju," kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka saat ditemui, Jumat, (26/11/2021).
Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 di Penajam Paser Utara Tinggal 3 Orang
Gibran menegaskan, isolasi terpusat untuk anak-anak tetap disiapkan meski orang tua menolak. Namun, satu rumah tetap di karantina kalau anaknya tidak mau di isolasi mandiri.
"Kemarin saat di tracing dan di swab, orang tuanya negatif. Isoter untuk anak tetap kita siapkan," katanya.
Menurutnya, mitigasinya itu sama dengan program surveilans tahap pertama kemarin. Langsung dilakukan karantina dan orang tua di swab juga.
"Anak-anak yang positif itu tanpa gejala semua. Kondisinya sehat dan tidak ada masalah," ungkap dia.
Meski ada siswa yang positif, kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tetap berjalan. Karena yang ditutup sementara itu hanya sekolah yang terdapat siswanya positif.
Baca Juga: Lisa Positif COVID-19, Tiga Anggota BLACKPINK Jalani Pemeriksaan
"PTM di sekolah lain tetap jalan. Surveilans juga jalan terus, tenang saja," sambungnya.
Diakuinya, anak-anak sekolah terutama yang SD atau PAUD memang belum di vaksin. Sehingga otomatis itu lebih rentan, tapi sembuhnya juga lebih cepat.
"Anak-anak SD atau PAUD memang rentan, karena belum di vaksin. Nanti rencana juga anak-anak dibawah 12 tahun akan di vaksin, tapi nunggu dulu," jelas Gibran.
Seperti diketahui, tujuh siswa di tiga sekolah di Kota Solo diketahui positif Covid-19 berdasarkan uji swab PCR program surveilans Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Ketiga sekolah tersebut, yakni SDN Semanggi Kidul ada tiga siswa, SDN Cinderejo ada satu siswa, dan SDN Beskalan ada tiga siswa.
Sementara itu Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani mengatakan untuk ditempatkan di isoter anak-anak harus didampingi orang tua.
Kalau mereka tidak mau bisa isolasi di rumah dengan memanfaatkan jogo tonggo.
"Untuk isoter sementara ini belum, nanti kita lihat situasi dan kondisi. Kalau ledakannya banyak baru kita masuk ke isoter," papar dia
Dia, belum menerima apakah ada tambahan kasus lagi yang anak-anak saat dilakukan tes acak program surveilans.
Tracing tetap dilakukan di keluarga atau orang-orang terdekat. Mudah-mudahan tidak ada tambahan lagi.
"Saya belum dapat laporan ada tambahan atau tidak. Untuk PTM sementara dihentikan diganti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
Terkini
-
Heboh Bercak Merah di Wajah, Jokowi Blak-blakan Ungkap Kondisinya: Hanya....
-
Puspo Wardoyo: Idul Adha Tak Sekadar Berkurban, Tapi Juga Panggung Spiritual
-
Tolak Pinangan Ketua Umum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja
-
Forum Purnawirawan TNI Usul Pemakzulan Gibran, Ini Respon Jokowi
-
Pilih Salat Ied di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Wapres Gibran Kurban Sapi Berat 1 Ton