SuaraSurakarta.id - Kasus stanting atau kekurangan gizi terhadap anak masih saja terjadi di Kota Solo. Tercatat, stunting di kota bengawan mencapai 2,77 persen.
Padahal, upaya penanganan di Kota Solo terus dilakukan. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran Posyandu.
Menyadur dari Solopos.com, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (PPPAPM) Kota Solo, Sri Wardhani, mengatakan pada Kamis (7/10/2021) telah dilakukan pemandatanganan untuk penanganan stunting.
“Hari ini ada kesepakatan bersama dari unsur-unsur yang terkait. Ada dari LSM, Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Dinas Pertanian, kader Posyandu dan sebagainya,” kata dia, Kamis (8/10/2021)
Menurutnya penanganan stunting perlu melibatkan berbagai pihak untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dia berharap dengan penanganan kesehatan mulai ibu hamil hingga melahirkan dan ketika anak lahir hingga usia lima tahun dapat terbebas dari kekurangan gizi.
Berdasarkan data akhir Januari 2021 yang dia dapatkan dari Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, persentase kasus stunting di Solo masih sekitar 2,77% dari 31.453 total balita di Solo. Disebutkan untuk kasus dengan status sangat pendek ada 104 kasus dan status pendek ada 955 kasus. Total ada 1.059 kasus yang dinilai sebagai kasus stunting.
“Itu masih di bawah angka Jateng dan nasional. Meski begitu, itu sesuatu yang tidak bagus. Tujuan kami melakukan aksi bersama mencegah stunting, targetnya zero,” kata dia.
Dia menjelaskan, salah satu tugas PPPAPM adalah pembinaan Posyandu. Menurutnya Posyandu memiliki peran penting dalam penanganan stunting. Salah satunya memantau gizi ibu hamil dan anak di bawah lima tahun. “Tindakan pencegahan harus dilakukan sejak kehamilan sampai bayi usia lima tahun,” lanjut dia.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan edukasi mengenai penanganan stunting dari sejumlah narasumber dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Salah satunya Istar Yuliadi. Menurutnya ada beberapa langkah Posyandu dalam pencegahan dan penanganan stunting. Di antaranya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Baca Juga: Ini Jadwal Pemadaman Listrik di Solo Raya pada Kamis 7 Oktober 2021
“Promotif bisa melalui promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat hingga pembinaan dalam peningkatan status gizi masyarakat. Untuk upaya preventif adalah melalui pemantauan secara rutin penimbangan anak pada 1.000 hari pertama kehidupan,” kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Tim Sparta Samapta Polresta Solo Amankan Pelaku Pengrusakan Rumah Warga di Pajang
-
10 Wisata Gratis di Solo yang Buka 24 Jam, Seru Buat Liburan Hemat
-
Roy Suryo Akui Bakal Road Show Buku 'Jokowi's White Paper' di 100 Kota di Indonesia
-
Sambangi Solo, Roy Suryo dan Dokter Tifa Kompak: Ijazah Jokowi 99,9 Persen Palsu!
-
Iriana Jokowi Ulang Tahun, Anies Baswedan hingga Erick Thohir Kirim Karangan Bunga