Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 15 September 2021 | 07:20 WIB
Viral sejumlah santri tutup telinga. [instagram]

“Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dan lain-lain. Menyematkan label pada orang lain hanya akan membuat masyarakat terbelah,” lanjutnya.

Yenny Wahid (kiri) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kanan) di Peace Village Yogyakarta, Selasa (31/8/2021). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Yenny mengajak masyarakat bisa lebih memahami satu sama lain dan tidak saling menuding. Sebab, di tengah perbedaan nilai, kita sejatinya masih bisa bersatu.

“Buat adik-adik ma’had tahfidz, semangat terus, ya, dalam upaya menghafal Al-Quran. Semoga Allah SWT memberikan barokah berlimpah untuk kalian semua,” sambunganya seraya me-mention @diaz.hendropriyono sebagai sumber video.

Yenny lalu bercerita bahwa menghafal Al Quran memang tidak mudah. Dibutuhkan ketenangan dan suasana yang hening agar dapat berkonsentrasi.

Baca Juga: Viral Santri Tutup Telinga saat Ada Musik, Benarkah Hafiz Quran Dilarang Mendengar Musik?

“Menghafal Quran bukan pekerjaan yang mudah. Kawan baik saya, Gus Fatir belajar menghafal Al-Quran sejak usia 5 tahun. Beliau mengatakan bahwa memang dibutuhkan suasana tenang dan hening agar lebih bisa berkonsentrasi dalam upaya menghafal Quran.”

“Jadi kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Quran dan diminta untuk tidak mendengar musik, itu bukanlah indikator bahwa mereka radikal,” kata Yenny.

Load More