Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 23 Agustus 2021 | 07:10 WIB
Sejumlah orang di Bandara Kabul menaiki badan pesawat airbus sehari setelah ibu kota Kabul jatuh ke tangan Taliban. Warga beramai-ramai menuju ke bandara demi bisa pergi keluar Afghanistan. (Foto: AFP)

SuaraSurakarta.id - Kelompok Taliban berhasil menguasai Afghanistan dengan sangat mudah. Hal itu terjadi disaat tentara Amerika mulai tinggalkan negara timur tengah itu. 

Proses evakuasi pun terus dilakukan untuk warga negara asing maupun penduduk yang tidak ingin tinggah di Afghanistan. Mereka lebih memilih mengungsi ke negara lain daripada harus tinggal bersama dengan taliban. 

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan sedikitnya 20 orang tewas di dalam dan sekitar bandara Kabul dalam seminggu terakhir selama upaya evakuasi, setelah Taliban mengambil alih kendali ibu kota Afghanistan itu pekan lalu.

"Krisis di luar bandara Kabul adalah keadaan yang disesalkan. Fokus kami adalah mengevakuasi semua warga negara asing sesegera mungkin," kata pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, kepada Reuters.

Baca Juga: Kekacauan Terjadi, Taliban Melakukan Penertiban di Sekitar Bandara Kabul

Marinir AS bersama Satuan Tugas Udara-darat Laut Tujuan Khusus - Tanggap Krisis - Komando Pusat, memberikan batuan selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Jumat (20/8/2021). (via Reuters/US Marines)

Massa di bandara terus bertambah setiap hari sejak pekan lalu.

Keadaan itu menghambat operasi yang sedang dijalankan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya untuk mengevakuasi ribuan diplomat dan warga sipil mereka, juga warga Afghanistan dalam jumlah besar.

"Pasukan kami sedang mempertahankan jarak yang ketat dari daerah-daerah di luar bandara Kabul untuk mencegah bentrokan dengan Taliban," kata pejabat NATO itu.

Taliban sedang berjaga. (Reuters/Stringer)

Pengambilalihan kendali secara kilat oleh Taliban telah memicu kekhawatiran soal aksi pembalasan, juga bahwa penafsiran hukum Islam yang keras kemungkinan akan diberlakukan lagi oleh kelompok Muslim Sunni itu, seperti yang mereka lakukan ketika berada di kursi kekuasaan dua puluh tahun lalu. [ANTARA]

Baca Juga: Banyak Fans Taliban di Indonesia, Salah Mengerti Jihad atas Nama Agama

Load More