Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 01 Agustus 2021 | 17:10 WIB
Ilustrasi ibu menyusui. Para pakar meminta para ibu tetap memberikan ASI ke bayinya meski terpapar COVID-19. (Elements Envato)

Selain itu, tidak ada bukti juga vaksin COVID dapat masuk ke ASI. Namun, bila itu terjadi makan akan dicerna tubuh.

Gribble mencontohkan, vaksin COVID-19 dari Pfizer tidak mengandung virus hidup apa pun. Sebagai gantinya, vaksin mengirimkan molekul RNA pembawa pesan yang menginstruksikan tubuh untuk membangun replika protein spike virus corona. Sistem kekebalan belajar mengenali protein ini dan menghasilkan antibodi untuk melawannya.

Para peneliti di University of California baru-baru ini menguji ASI dari tujuh wanita sebelum dan sesudah mereka menerima vaksin mRNA COVID-19. Mereka tidak menemukan jejak mRNA dalam ASI ibu.

Sementara studi yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan, para peneliti mengatakan hasil temuan mereka memperkuat rekomendasi mRNA tidak ditransfer ke bayi dan ibu menyusui yang menerima vaksin berbasis mRNA COVID-19 tidak boleh berhenti menyusui.

Baca Juga: Minta Warga Tak Takut Divaksin Covid-19, Aurel Dewanda: Buat Lindungi Orang Tersayang

Selain vaksinasi COVID yang menawarkan perlindungan bagi wanita menyusui, penelitian menunjukkan vaksin tersebut mungkin juga memiliki beberapa manfaat bagi bayi mereka.

Beberapa penelitian kecil telah menunjukkan wanita menyusui yang telah menerima vaksin mRNA COVID-19 memiliki antibodi dalam ASI mereka, yang dapat memberi bayi mereka perlindungan terhadap COVID-19. Penelitian lanjutan saat ini masih dilakukan untuk menentukan perlindungan apa yang mungkin diberikan oleh antibodi ini.

Walau begitu, Gribble mengatakan antibodi yang melewati ASI dari vaksin lain dapat diserap secara oral oleh bayi dan menawarkan perlindungan jangka pendek dengan cara menangkis infeksi sebelum terjadi.

"Menyusui memberikan perlindungan semacam itu karena praktik ini membasahi mulut dan rongga hidung (anak) dengan susu dan itu berarti bila mereka kebetulan menghirup virus pernapasan ... mereka memiliki antibodi yang akan membantu untuk menonaktifkannya," kata dia.

Antibodi ini diberikan ke bayi setelah ibu divaksinasi setidaknya 80 hari, menurut sebuah studi dari Washington University School of Medicine di St. Louis.

Baca Juga: Dua Harimau di Taman Ragunan Terpapar Covid-19, Sempat Flu dan Sesak Napas

"Studi kami menunjukkan peningkatan besar dalam antibodi terhadap virus COVID-19 pada ASI mulai dua minggu setelah suntikan pertama, dan respons ini dipertahankan selama penelitian kami, yang berlangsung hampir tiga bulan," kata penulis utama studi sekaligus asisten profesor kebidanan dan ginekologi,
Jeannie Kelly.

Dia mengatakan, tingkat antibodi masih tinggi pada akhir penelitian sehingga perlindungan vaksin kemungkinan berlangsung lebih lama.

Walau begitu, para ibu menyusui perlu tetap berkonsultasi dengan dokter bila akan menerima vaksin COVID-19, termasuk skrining yang perlu mereka jalani sebelum divaksin. [ANTARA}

Load More