SuaraSurakarta.id - Ada empat penyebab wilayah Jakarta mengalami hujan ekstrem pada periode 19 sampai 20 Februari 2021 hingga menimbulkan banjir di berbagai empat, kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati.
“Curah hujan ekstrem terjadi dipengaruhi kondisi tanggal 18-19 Februari ada seruakan udara dari Asia yang signifikan menyebabkan peningakatan curah hujan di Indonesia bagian barat,” kata Dwikorita.
Kedua, ada pembelokan dan pertemuan angin dari arah utara yang kebetulan membelok tepat di Jabodetabek. Saat membelok, angin melambat sehingga ada pembentukan intensitas awan hujan yang kemudian terkondensasi menjadi hujan tinggi.
Bertemunya angin dari utara dengan angin dari arah Samudera Hindia sehingga terhalang untuk menerobos ke selatan, membuat angin membelok ke timur dan terjadi perlambatan tepat di atas Jabodetabek.
Baca Juga: Anies Baswedan: Dalam Waktu 3 Jam, Genangan Air di 87 RT Sudah Surut
Perlambatan itu yang, menurut Dwikorita, menjadikan intensitas awan hujan akhirnya terkondensasi membentuk hujan.
Faktor ketiga yang menyebabkan hujan ekstrem di beberapa wilayah Jakarta dan hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Jabodetabek yakni adanya tingkat labilitas dan kebasahan udara sebagian besar wilayah barat Jawa yang tinggi, sehingga mengakibatkan pembentukan awan hujan di Jabodetabek.
Terakhir, ia mengatakan terpantau adanya pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membentuk pola konvergensi sebagian besar di Pulau Jawa. Pusat tekanan rendah itu diperkirakan masih akan berlangsung hingga April mendatang.
“Jadi fenomena di Pulau Jawa, ada pertemuan angin itu dipengaruhi terbentuknya daerah tekanan rendah di Australia Utara yang membentuk pola konvergensi di Jawa dan berkontribusi menimbulkan awan hujan di sebagian Jawa dan Jabodetabek,” ujar Dwikorita.
Sekarang sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek, masih ada di puncak musim hujan. Jadi hujan sedang hingga lebat diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir Februari hingga awal Maret 2021.
Baca Juga: Banjir Bekasi Rendam 81 Wilayah di 12 Kecamatan, Paling Tinggi 1,8 Meter
BMKG mencatat wilayah Halim Perdanakusuma, Sunter Hulu, Lebak Bulus dan Pasar Minggu mengalami hujan ekstrem pada rentang pukul 07.00 WIB 19 Februari hingga pukul 07.00 WIB 20 Februari dengan intensitas curah hujan tertinggi terjadi di Pasar Minggu mencapai 226 milimeter (mm) per hari. Sejumlah wilayah Jabodetabek mengalami banjir pascahujan ekstrem yang terjadi.
Berita Terkait
-
Peringatan BMKG Hujan Lebat hingga 10 Juli, Sejumlah Wilayah Masuk Kategori Siaga
-
BMKG: Operasi Modifikasi Cuaca Bukan Penyebab Musim Kemarau Mundur, Dampaknya Tak Jangka Panjang
-
BMKG Tegaskan Hujan Bulan Juni Bukan Dampak dari Operasi Modifikasi Cuaca
-
Kendari Dilanda Banjir, Ratusan Rumah Terendam
-
Rob Demak Makin Parah, Nelayan Perempuan Ini Selamatkan Diri dengan Pembalut Kain
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Kapok! ASN Pemkot Solo Pelaku Pelecehan Seksual Kini Jadi Petugas Kebersihan
-
Darul Amanah FC Bertanding di Youth Tournament, Kiai Fatwa: Ini Syiar Pesantren di Sepak Bola
-
Blak-blakan! Bos PT Sritex Ungkap Alasan Ogah Simpan Uang Miliaran di Bank
-
UNS Usulkan Mahasiswi yang Bunuh Diri dari Jembatan Jurug Tetap Diwisuda, Begini Prosesnya
-
Kaget Uang Rp 2 Miliar Ikut Disita Kejagung, Petinggi PT Sritex: Itu Tabungan Pendidikan Anak